Kamis, April 17, 2014

Good Discusion (Indonesia HRD Link)

Dear all.. Menurut rekan2, seberapa pentingkah hal2 berikut bagi orang2 HR : 1.Interview langsung/tatap muka. Apabila hal ini sangat penting, berarti org2 di luar jakarta hrs mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya yg besar dong kalau setiap interview harus wajib datang. Apa ga bisa pake HP atau chat plus webcam? Apa mo lihat penampilan kandidat ya? Berarti kalo Bob Sadino yang diiterview, pasti akan lsg dianggap ga qualified ...pake celana pendek terus sih…
2. Bawa CV saat interview. Ini juga penting? Kan CV sudah di lampirkan waktu apply lamaran? kok disuruh bawa lagi? Go green dong boss…hemat2 pemakaian kertas.
3. Mengisi formulir pada saat akan interview Ini wajib yah? Yang harus diisi di formulir tersebut sama saja dengan yang ada di CV…kok harus nulis lagi ya? Apa mo lihat tulisan tangan kandidat? Berarti para dokter susah nyari kerja ya?...
4. sewaktu interview selalu yang ditanya : apa tugas dan tanggungjawab di perusahaan sebelumnya, alasan ingin resign, expected salary?…aduuuh boss…di CV sudah ditulis semua…apa mo lihat cara berbicara si kandidat? Berarti kalo Pak Habibie yg diinterview pasti langsung gagal dong?…bicaranya kan kadang (maaf) kurang jelas. Perlukah hal2 tsb ditanyakan lagi, walau sdh ada tertulis di CV?
5. Apakah pengalaman di suatu bidang usaha sangat penting? Buktinya, banyak iklan lowongan yg menuliskan pengalaman di bidang/bisnis tersebut dgn tambahan kata2: HARUS, MUTLAK, MUST, WAJIB, dll….Berarti Ciputra kalo ngelamar jadi manager di otomotif atau supervisor di manufacture pasti ga akan lulus ya?….seumur hidupnya Ciputra kan “cuma” punya experience di property developer?….
6. kenapa sih HR selalu nanya berapa gaji yg diinginkan?
Bukankah perusahaan sudah punya anggaran sewaktu akan merekrut?
Kl kandidat minta tinggi…pasti dinego sesuai anggaran….kalo kandidat minta rendah… langsung di “cap” kandidat yg ga yakin dgn kemampuannya…kan buang2 waktu interview aja…
Apakah tdk dimungkinkan kalo HRnya sewaktu akan mulai interview bilang “Gaji yg ditawarkan utk posisi ini sebesar Rp XX+YY+ZZ…Apabila anda setuju, berikan kamampuan terbaik anda saat interview ini…Apabila anda tidak setuju, kami akan langsung memanggil kandidat berikutnya”….Ga buang2 waktu kan? Mungkin hal2 tsb diatas bagi rekan2 HR terlihat “seolah2” bercanda…tp pertanyaan tsb belum bisa saya temukan jawabannya..mohon pencerahan dr rekan2 HR…thanks.
1 hour ago
  • Nurdin A. and Edi L.
  • Prisca Novita, CCP, GRPPrisca Novita, CCP, GRP BAGIAN PERTAMA Sebelum menjawab pertanyaan di bawah ini, perlu diketahui bahwa “recruiment and selection process is an art”. Seorang recruiter (to represent HR) tidak hanya akan mengambil kesimpulan atau keputusan berdasarkan “what you see” melainkan juga “what are the underlying reasons”. Mengapa? Karena tugas seorang adalah menemukan calon pekerja yang sesuai sekaligus memprediksikan keberhasilan seorang pelamar kerja dalam melaksanakan pekerjaan di masa yang akan datang, dan itu lebih banyak dipengaruhi oleh “what are the underlying reason”. (Saya lebih suka menggunakan istilah resume daripada CV karena yang banyak dipakai oleh para pelamar kerja biasanya berbentuk resume. CV biasanya lebih panjang dan detail, cenderung merupakan “riwayat hidup”. Dalam pekerjaan di bidang akademis, biasanya dipakai CV). Pertanyaan no.1. Logically, it can be done online, either by phone or webcam. Itu tergantung dengan persyaratan pekerjaan dan kepiawaian meng-interview. Pada tahap atau pekerjaan tertentu, interview langsung mungkin tetap penting karena banyak hal (job-related) yang bisa diobservasi dan digali saat bertatap muka. Semenjak menetap dan bekerja di bidang HRD di US, saya mengamati bahwa phone interview sangat menjadi andalan para recruiter dan hiring manager, dari tahap awal hingga terjadinya offer. Kalaupun terjadi interview langsung, biasa hanya untuk para pelamar yg sudah terseleksi dan sudah dalam tahap lanjutan. Untuk posisi-posisi engineering, banyak perusahaan mencari calon pelamar dari seluruh US dan bahkan memberikan paket relokasi yang cukup kompetitif. Apakah hal ini bisa diterapkan di Indonesia? Mungkin saja, kembali kepada persyaratan kerja dan kepiawaian dalam menginterview. Perusahaan yang sudah mapan di Indonesia cukup sering melakukan perekrutan di daerah2, ini bisa jadi salah satu solusi untuk menjaring calon pelamar sebanyak2nya dari luar daerah sekaligus memperingan beban di pelamar untuk harus datang ke kantor pusat. less 1 hour ago
  • Prisca Novita, CCP, GRPPrisca Novita, CCP, GRP BAGIAN KEDUA Pertanyaan no. 2 Tidak harus karena seharusnya si interviewer sudah punya resume si pelamar kerja. Namun demikian, saya pikir terlalu jauh untuk menghubungkan “going green” dengan membawa resume ketika interview, kecuali si pelamar membawa segepok fotocopi resumenya. To bring a copy of resume is not only useful for the interviewer but also for the interviewee himself/herself, sekalipun si calon pelamar mungkin sudah hafal isi resume-nya. Paling tidak, akan memberi kesan kesiapan si pelamar dalam menghadapi interview. Small and simple thing, but it can be a big impact on first impression. Pertanyaan no. 3 A resume doesn’t always have all information needed by a recruiter. Format resume pelamar bisa berbeda-beda. Format formulir yand disedikan perusahaan biasanya standard untuk mendapat informasi dasar tertentu yang biasanya tidak dicantumkan di resume, misalnya gaji terakhir, alasan keluar dari satu pekerjaan dll . Pertanyaan no. 4 Ini berkaitan dengan pertanyaan no 3 di atas. Do you think all job seekers will put everything in their resume? Resume yang baik justru sebaiknya hanya berisi informasi yang berkaitan dengan kualifikasi si pelamar kerja (spt pendidikan dan pengalaman) dan hanya memuat informasi pribadi yang relevan saja (spt alamat dan contact info). Pelamar cenderung akan menghindari untuk menuliskan alasan resign atau expected salary dalam resume. Hal ini bukan hal tidak baik atau hal yang tabu, it is acceptable karena tentu saja si pelamar tidak ingin hal itu menjadi bumerang sebelum punya kesempatan menjelaskannya kepada si recruiter. You can not expect all job seekers put this kind of information in a resume. I f you do expect it, qualified job seekers will tend to avoid your job vacancies less 1 hour ago
  • Prisca Novita, CCP, GRPPrisca Novita, CCP, GRP BAGIAN KETIGA Pertanyaan no. 5 Kembali ke job requirementnya, apakah itu memang benar2 diperlukan. Beberapa pekerjaan sangat mungkin meminta pengalaman kerja di bidang industri tertentu. It is not bad thing, even it is highly recommended if it is necessary. Sedangkan beberapa pekerjaan mungkin cukup dengan “preferable”. Bila Ciputra mau melamar posisi Safety Manager di manufacturing, maka pengalaman di industri yang sama (manufacturing) akan sangat penting dan “it’s a must” . Bila Ciputra ingin melamar posisi sbg “Business Development Manager” di manufacturing, maka sangat mungkin menjadi dia adalah pelamar kerja yang punya kualifikasi tepat meskipun dari industri yang berbeda dan persyaratan pengalaman di manufacturing mungkin sebatas sebagai persyaratan yang “preferable”.Pertanyaan no. 6 Wawancara tidak hanya dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tersurat namun juga motivasi dan kualifikasi yang tersirat. Bertanya berapa gaji yang diminta adalah penting karena banyak implikasinya. Gaji yang diminta itu bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari budget kita, namun belum itu harga mati dari si pelamar. Misalnya kalau ternyata hanya menemukan satu pelamar kerja yang paling pas kualifikasinya tapi ternyata gajinya di atas budget, banyak perusahaan yang bersedia membayar lebih dan bentuknya tidak harus dalam bentuk gaji tetapi bisa dalam bentuk bonus dan sekali lagi itu bukan hal yang taboo untuk dilakukan. less 1 hour ago

Tidak ada komentar:

Posting Komentar